Kota Kita Surabaya, – Komunitas Jurnalis Jawa Timur (KJJT) meminta Panglima TNI, Laksamana TNI Yudo Margono, segera memproses Oknum TNI yang menodongkan Pistol ke Hamdani Adrianto, wartawan media exposeindonesia.com di Gudang BBM PT. Indo Waru Forsa, Trosobo, Sidoarjo. Minggu (11/6/2023).
Setelah serangkaian Investigasi yang dilakukan pihak terkait, akhirnya dipastikan pelaku penodongan terhadap wartawan adalah Pelda T dan rekannya P (Inisial), yang berasal dari oknum Satuan TNI AL.
Mendapat perkembangan yang positif, KJJT langsung melakukan pendampingan terhadap Hamdani andrianto untuk melakukan pelaporan ke POMAL.
“Korban pada saat itu kita dampingi untuk melapor secara resmi di POMAL Surabaya. Ada dua oknum TNI AL yang diduga terlibat di dalam kasus penodongan senjata di tempat penyimpanan Bahan Bakar Minyak (BBM) di wilayah Trosobo Sidoarjo,” Kata Ade.S Maulana dalam press release nya (10/06/2022).
Pada kesempatan yang sama, Ade juga menceritakan bagaimana dirinya mempertanyakan kapasitas kedua oknum TNI yang berada di gudang solar milik PT. Indo Waru Forsa. Beredar kabar jika kedua anggota TNI tersebut bertugas sebagai keamanan di gudang penyimpanan BBM yang pernah di grebek Polda Jatim itu.
“Apakah mereka punya surat perintah dari komandan untuk mengamankan gudang itu? Mereka menenteng senjata dan menakuti wartawan yang melakukan peliputan dihadapan orang banyak, apakah ditempat itu termasuk darurat militer?,” tanya Ade.
Ketua Umum KJJT juga meminta solidaritas rekan jurnalis di seluruh Indonesia untuk mensuport kelanjutan kasus ini.
Pada kesempatan yang berbeda, Hamdani selaku korban dan pelapor sempat berkeluh kesah jika dirinya mendapat teror dari orang tak dikenal usai melaporkan permaslahan ini resmi ke POMAL Surabaya.
“Rumah orang tua, rekan kita (Hamdani) yang telah menjadi korban di Gresik sempat didatangi seseorang dan mencari korban,” terang Ade.
Mendapat aduan itu, Ade langsung berkoordinasi dengan salah satu perwira POMAL dan menyampaikan prihal tersebut.
Entah apa yang terjadi, hanya beberapa hari berselang, tanpa sepengetahuan KJJT, Hamdani mencabut pelaporannya. Pencabutan ini diketahui dari salah seorang Perwira satuan POMAL yang memberikan informasi kepada Ketua Umum KJJT.
Belum diketahui apa yang mendasari pencabutan laporan tersebut. Meski demikian, hingga berita ini rilis (10/6/2023), Hamdani, korban belum memberikan informasi lebih lanjut kepada KJJT.
“Kita tidak tahu pasti apa yang mendasari pencabutan laporan, apakah ada perdamaian atau mungkin ada tekanan,” kata Ketua Umum KJJT.
Terlepas dari semua itu, Ade Maulana Meminta Panglima TNI, Jendral Laksamana TNI Yudo Margono untuk memberikan perhatian serius terhadap kasus ini.
Permintaan ini bukanlah sesuatu yang berlebihan, pasalanya TNI perlu menjaga tingkat kepercayaan publik Agar tidak menjadi presenden buruk di masyarakat.
Bagaimana tidak, TNI harus menjelaskan kepada masyarakat mengapa ada anggotanya berada di gudang solar milik swasta. Tidak saja itu, anggota TNI yang tidak berseragam ini membawa senjata dan menodongkannya kepada wartawan yang sedang bertugas.
TNI harus menjelaskan kepada publik apakah penodongan senjata yang terjadi masih dalam konteks melaksanakan atau mejalankan tugas Negara.
Ade menambahkan bahwa pemberitaan tentang penodongan wartawan oleh oknum TNI di Trosobo telah beredar luas. Itu sebabnya tidak mungkin permasalahan ini berhenti begitu saja. Ada ancaman terhadap kebebasan pers demikian juga dengan kredibilitas TNI.
Oleh karena itu, Ade meminta kepada Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk segera menindak secara tegas oknum tersebut agar tidak menjadi presenden buruk bagi institusi TNI.
“Kepada Laksamana TNI H. Yudo Margono agar menindak memproses nama-nama para oknum yang terlibat dan sengaja menyakiti hati rakyat, oknum tersebut dengan sengaja melindungi tempat penyimpanan BBM yang diduga ilegal hingga melakukan tindakan tidak terpuji menakut-nakuti dengan senjata,” pinta Ketua Umum itu kepada Panglima TNI. (KJJT/Red)