KotaKita.net, Malang – Aliansi Masyarakat Anti Korupsi (AMATI) menemui Komisi C DPRD Kota Malang dan pihak pemerintah terkait lainnya, untuk meminta transparansi pembangunan Taman Tugu Balaikota Malang. Kamis, (24/8/2023).
Mohammad Romadhoni yang kerap disapa Abah Bro, bersama rekan timnya, datang menemui Komisi C DPRD Kota Malang dan pihak pemerintah terkait lainnya, meminta transparansi para pejabat pemerintah dan wakil rakyat dengan segala programnya, terutama pembangunan Taman Tugu Balaikota Malang yang kini sedang berlangsung.
“Terimakasih maturnuwun semuanya, surat kami sudah diterima. Kami tanya, Apa maksud pagar Balaikota dibongkar, Taman Tugu Balaikota dibongkar lagi, apa tidak ada program lain yang lebih vital,” tandas Abah Doni, Kamis, (24/8/2023).
Abah Bro yang akrab dengan istilah candaan kental “Jancok” nya, akronim dari kata “Jujur, Amanah, Netral, Cerdas, Obyektif, Komunikatif,” mendorong agar para pejabat seperti akronim tersebut, jujur dan amanah. Abah Bro mempertanyakan maksud program-program revitalisasi yang dikerjakan pemerintah.
“Yang disampaikan revitalisasi, merujuk kata vital berarti penting. Kalau revitalisasi, berarti yang lebih dipentingkan… di sini juga tidak ada keterbukaan, berapa anggarannya, siapa pemegang tendernya dan jenis bahan batunya.” imbuh Abah Doni bersama para timnya.
“Apa tidak lebih baik anggaran itu dibuat mengentas kemiskinan dan pengangguran yang ada.” Bapak Bido, seorang tokoh sejarawan 98 menambahkan.
“Kenapa kok harus sibuk revitalisasi saja, bukan malah lebih fokus membenahi perekonomian yang ada, masih banyaknya pengangguran di Kota Malang ini,” tandas Bang Bido.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Sosial (Asisten 1). Ir. Diah Ayu Kusuma Dewi, MT, menanggapi, proyek itu merupakan revitalisasi yang sudah digagas tahun sebelumnya, dengan maksud mengembalikan konsep serta view sejarahnya seperti jaman dahulu.
“Proyek revitalisasi taman tugu Kota malang ini, merupakan salah satu titik di antara titik lainnya yang masuk revitalisasi, hal itu sudah direncanakan dan telah disepakati bersama sebelumnya,” tandas Diah.
Kenapa kok dibongkar, karena dibuat ke konsep jaman dulu, supaya kesan sejarahnya Kota Malang tetap ada, tapi taman itu bukan bagian Cagar budaya, cuma tugunya dan landscapenya yang merupakan Cagar budaya,” imbuhnya saat menjawab pertanyaan Abah Doni.
Di akhir pertemuan, Tim AMATI bersama para tokoh sejarawan dan para peserta lainnya yang hadir, meminta transparansi dalam semua hal, khususnya proyek pembangunan taman Tugu Kota Malang.
“Kami minta transparansi semua pihak yang terkait, Kami minta semua harus sesuai prosedur, termasuk papan proyek anggaran pembangunan yang tidak nampak di lokasi. Kalau sampai tidak ada transparansi, kami semua akan adakan aksi bersama-sama,” tutup Abah Doni. (Ri)