KotaKita.net, Sidoarjo| Lembaga Pergerakan Masyarakat Peduli Jasa Konstruksi (LPM-PJK) soroti Proyek Rehabilitasi Pagar Pasar Loak di Sidoarjo yang dikerjakan asal jadi. Meski nilai pekerjaannya kurang dari Rp. 300 juta, namun model pengerjaan asal jadi mempertontonkan kebobrokan pengelolaan dan pengawasan penggunaan anggaran yang sangat menyakiti hati masyarakat. (Jumat, 22/8/2025).
Buruknya pengelolaan dan pengawasan penggunaan keuangan negara patut diduga menjadi faktor utama turunnya kepencayaan publik terhadap Pemerintah.
Keresahan masayarakat cukup beralasan, pasalnya ditengah program optimalisasi penerimaan Pajak yang dilakukan Pemeritah ternyata tidak dibarengi dengan sistem tata kelola yang baik.
Pajak dari masyarakat dipungut semakin tinggi dari seluruh lini, namun kebocoran-kebocoran lewat praktek korupsi juga berbanding lurus.
Hal ini disampaikan Henri Samosir, S.H. praktisi hukum dan Ketua Umum LPM-PJK menanggapi pertanyaan wartawan terkait Proyek Rehabilitasi Pagar Pasar Loak di Sidoarjo.
Menurutnya praktek penggunaan anggaran pada pengadaan barang/jasa kontruksi pemerintah di Rehabilitasi Pagar Pasar Loak Sidoarjo adalah miniatur yang mewakili sistem tata kelola dan pengawasa penggunaan keuangan negara.
“Saya sudah sampaikan kritik saya kepada Bupati, model proyek di Sidoarjo kok bisa tanpa pengawasan begini,” kata Samosir sambil menunjukkan bukti Chat WhatssApp dengan Bupati Sidoarjo.
Bukan tanpa alasan, pekerjaan yang dilakukan ditempat yang sangat terbuka ini dikerjakan asal jadi. Seolah ingin mempertontonkan kepada masyarakat bahwa meski dikejakan asal-asalan tidak akan terjadi apa-apa dan tetap dibayar oleh Negara.
Terkait hal ini, S.M. Sulton adalah Sulton Hasan, yang menjabat sebagai Kepala Bidang (Kabid) Pasar di Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Sidoarjo telah mengkonfirmasi kepada LPMPJK akan segera memanggil Pengawas dan Pelaksana Proyek,
(Rukin)








